

Kekuatan Gen Z dan Gen Y dalam Ekonomi Kreatif Indonesia
19 November 2024
Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi kreatif Indonesia berkembang sangat pesat di berbagai sektor, seperti seni, desain, musik, fashion, film, game, dan teknologi digital. Dua generasi yang berperan besar dalam perkembangan ini adalah Gen Y (Millennials) dan Gen Z, yang dikenal karena kemampuannya beradaptasi dengan teknologi digital serta kemampuan berkreasi yang kuat.
1. Dampak Ekonomi Kreatif dari Gen Z
Gen Z (lahir 1997–2012) adalah generasi yang tumbuh dengan internet dan teknologi canggih. Mereka tak hanya menjadi konsumen, tapi juga produsen kreatif yang sangat memengaruhi tren digital.
- Kreativitas Tanpa Batas: Gen Z banyak menciptakan konten di platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube, bahkan mampu menghasilkan pendapatan melalui influencer marketing. Mereka juga memiliki kecenderungan kuat terhadap isu sosial dan keberlanjutan yang memengaruhi pilihan produk mereka.
Contoh: TikTok menjadi platform utama bagi Gen Z untuk berbagi konten. Banyak kreator muda, seperti Nikita Kusuma, yang menggunakan platform ini untuk menyuarakan pesan keberlanjutan.
- Industri Musik & Hiburan: Gen Z lebih memilih streaming musik daripada membeli album fisik serta mendukung artis-artis independen yang belum mainstream.
Contoh: Spotify mencatat peningkatan besar pengguna dari Gen Z yang lebih suka mendengarkan artis baru melalui playlist personal.
- Fashion & Desain: Mereka lebih tertarik pada fashion digital dan produk yang dapat mencerminkan identitas diri, dengan fokus pada keberlanjutan dan desain kustomisasi.
Contoh: Brand lokal, seperti Sejauh Mata Memandang, memanfaatkan tren keberlanjutan yang digemari Gen Z.
- Gaming & Esports: Gen Z menjadi basis utama dalam dunia gaming dan esports untuk membeli produk terkait dengan game dan merchandise.
Contoh: Game seperti Mobile Legends dan PUBG Mobile sangat populer di kalangan Gen Z Indonesia.
2. Dampak Ekonomi Kreatif dari Gen Y (Millennials)
Gen Y (lahir 1981–1996) mengalami sendiri transisi besar dalam penggunaan teknologi, meskipun tidak sepenuhnya seperti Gen Z, mereka tetap memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi kreatif.
- Penggunaan Teknologi untuk Inovasi: Gen Y memanfaatkan platform, seperti Instagram, YouTube, dan Spotify, untuk menciptakan konten kreatif dan membangun merek pribadi.
Contoh: Rachel Goddard, seorang vlogger travel dan lifestyle, menginspirasi banyak orang melalui YouTube, membagikan pengalaman pribadi, dan pesan positif.
- Ekonomi Berbagi (Sharing Economy): Gen Y mendukung platform, seperti Go-Jek dan Airbnb, yang mengubah cara mereka mengakses layanan tanpa harus memiliki barang tersebut.
Contoh: Go-Jek, yang awalnya merupakan ojek online, kini menawarkan berbagai layanan yang sangat diminati Gen Y.
- Pemasaran Digital & Branding: Gen Y lebih responsif terhadap pemasaran berbasis pengalaman dan lebih memilih brand yang transparan serta autentik.
Contoh: Zalora Indonesia menggunakan influencer marketing untuk menarik perhatian Gen Y dengan bekerja bersama fashion blogger untuk membangun citra merek yang trendi.
Kesimpulan: Peran Market Research dalam Menyongsong Perubahan
Kedua generasi ini, meskipun memiliki perbedaan dalam cara berinteraksi dengan teknologi, sama-sama berperan penting dalam perkembangan ekonomi kreatif Indonesia. Market Research memainkan peran penting dalam:
- Memahami preferensi mereka terhadap platform digital dan produk kreatif.
- Menyusun strategi pemasaran yang berfokus pada autentisitas, keberlanjutan, dan pengalaman.
- Mengidentifikasi tren yang berkembang dan merancang kampanye yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang dipegang oleh kedua generasi ini.
Dengan wawasan yang tepat dari riset pasar, perusahaan dapat merancang produk dan kampanye yang relevan, mendorong loyalitas konsumen jangka panjang, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia.
Mungkin anda akan menyukai ini

