Identitas dan Ikon Nasionalisme Tembus Pasar Internasional, UMKM Batik Indonesia Mendunia

16 August 2024

Diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada 2009, batik pun tidak hanya sekadar menjadi pakaian bagi masyarakat Indonesia tapi juga merupakan identitas dan ikon nasionalisme. Tidak hanya di kalangan orang tua, kini beragam batik yang dikemas lebih modern memiliki pasar tersendiri di kalangan kawula muda, bahkan melesat hingga ke mancanegara.

Tak jarang para selebriti Tanah Air ikut serta memperkenalkan batik dalam acara-acara besar berskala internasional. Salah satunya adalah penyanyi ternama Agnez Mo yang terlihat mengenakan gaun batik di sebuah konferensi perubahan iklim COP28 di Dubai pada 2023 lalu. 

Sumber: Instagram @agnezmo

Penerimaan batik di kalangan selebriti internasional turut menjadi salah satu hal mengejutkan sekaligus membanggakan bagi Indonesia. Salah satu anggota boyband Super Junior, Leeteuk, membagikan foto pada unggahan Instagram-nya dalam balutan batik yang istimewa. Di foto personel boyband asal Korea itu, ia menuliskan jika batik yang dikenakannya merupakan rancangan dari mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Sumber: Instagram @xxteukxx

Melihat hal tersebut, tidak heran jika industri batik di Indonesia mengalami perkembangan pesat dengan adanya ragam inisiatif antara pemerintah, swasta, maupun personal. Tidak dipungkiri jika kualitas dan keragaman motif menjadi kekuatan atau daya tarik tersendiri dari batik khas Indonesia. Kolaborasi antara kekuatan dan dukungan dari berbagai pihak itulah yang pada akhirnya mampu membawa batik ke pasar internasional.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja nilai ekspor batik mencapai 17,45 juta dollar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan studi kasus dari para produsen batik yang berhasil menembus pasar nasional maupun internasional, penggunaan media sosial dan platform e-commerce serta event tertentu, sangat membantu eksposur produk dan penjualan batik itu sendiri.

(Sumber: Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura, Kompas, 2024)

Tidak bisa dipungkiri lagi jika di era digital saat ini, media sosial memegang banyak peranan untuk beragam aspek kehidupan, salah satunya adalah membantu para pelaku usaha untuk menciptakan brand awareness di mata konsumennya. Tidak heran jika kemudian para pengrajin batik yang sudah ternama maupun pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berlomba-lomba memasarkan produknya di media sosial. Kebanyakan dari mereka akan memanfaatkan perayaan nasional atau hari besar lain untuk memberikan beragam promo menarik atau sekadar memperbaharui packaging agar produk yang diterima pelanggan memberikan kesan tersendiri yang mudah diingat.

Platform e-commerce juga sangat membantu para pelaku usaha untuk mendistribusikan merek dagangnya hingga ke tempat atau daerah yang bisa jadi tidak terjangkau dari offline store. Bahkan, tidak sedikit para pengusaha batik memanfaatkan e-commerce menjadi salah satu strategi utama untuk menjangkau konsumen secara global. Dengan kualitas terbaik serta ditambah dengan penawaran menarik lainnya, belanja batik secara online menjadi mudah dan menyenangkan.

Namun, keberadaan event tertentu dan dukungan dari pemerintah Indonesia juga tidak kalah penting dalam memperkenalkan batik ke lingkup masyarakat yang lebih luas lagi. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya acara khusus, seperti pameran batik berskala nasional maupun intenasional. Salah satu acara rutin yang digaungkan setiap tahunnya adalah International Handicraft Trade Fair (INACRAFT). Pameran yang diprakarsai oleh Asosiasi Eksportir dan Pengusaha Hadicraft Indonesia (ASEPHI) ini, menjadi jembatan untuk memperkenalkan batik serta beragam produk kerajinan Indonesia lainnya ke pasar yang lebih besar lagi. Hal tersebut sejalan dengan harapan ASEPHI yang ingin mempromosikan dan meningkatkan pasar produk kerajinan Indonesia untuk menampilkan brand local terbaru dengan kualitas terbaiknya. Di INACRAFT 2024, produk batik pun masih mendominasi perhelatan pameran tersebut—dari total 48 peserta, 80% di antaranya menawarkan produk batik, diikuti produk tekstil dan fashion.

Clove Research mencoba merangkum bahwa, berdasarkan penjabaran tersebut, terlihat jika strategi pemasaran batik di pasar nasional dan internasional bisa dibangun atau diciptakan dimulai dari brand awareness yang dapat dilakukan secara online maupun offline. Keberadaan media sosial atau platform e-commerce yang cukup membantu di era digital ini, perlu diperkuat dengan pemahaman pelaku usaha untuk mengenal target pasar yang akan dibidiknya. Karena itu, untuk mengatasi tantangan tersebut, pelaku usaha atau podusen perlu meningkatkan kualitas dan verifikasi terhadap produk-produknya demi memenuhi keberhasilan pemasaran.

Beberapa rekomendasi dari Clove Research yang dibutuhkan untuk meningkatkan Brand Awareness, yaitu:

1.       Investasi pada riset yang matang

Lakukan riset mendalam untuk mengetahui target market yang tepat dan unique selling point (USP) dari bisnis yang sedang digarap untuk menarik perhatian konsumen.

2.     Lakukan event marketing

Penyelenggaraan event marketing menjadi salah satu cara untuk meningkatkan brand awareness. Namun, para pelaku usaha juga perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi event yang telah dilakukan nantinya.