

Otentisitas vs Kredibilitas: Cara Memenangkan Hati Gen Z dan Milenial Melalui Influencer
04 December 2024
Influencer marketing telah menjadi komponen penting dalam dunia pemasaran digital. Bagi Gen Z dan Millennial, influencer berperan sebagai sumber inspirasi dan pemberi informasi utama yang membantu mereka membentuk persepsi tentang brand. Kedua generasi yang tumbuh bersama teknologi ini, memiliki pendekatan yang berbeda terhadap bagaimana mereka akan menerima informasi dan memutuskan membeli sebuah produk. Gen Z sangat menghargai keaslian dan keterlibatan nyata, sementara Milenial cenderung melihat kredibilitas serta keahlian influencer sebagai faktor utama.
Mengapa Influencer Marketing Efektif untuk Kedua Generasi Ini?
Clove Research mendapatkan hasil bahwa lebih dari 70% Gen Z dan Milenial membeli produk berdasarkan rekomendasi dari influencer. Kedua generasi ini sangat terhubung secara digital, tapi mereka memiliki ekspektasi berbeda terhadap keaslian dan kredibilitas influencer. Perbedaan inilah yang kemudian memengaruhi strategi bagi brand untuk bagaimana bisa memilih dan bekerja sama dengan influencer yang tepat.
Gen Z: Mencari Influencer yang Autentik dan Dekat dengan Kehidupan Mereka
Gen Z akan lebih tertarik pada influencer yang terlihat “nyata” atau “relatable” dan yang tidak tampak seperti “iklan berjalan”. Mereka mencari koneksi emosional yang kuat dan lebih responsif terhadap influencer yang terlihat seperti orang biasa, tapi memiliki kepribadian unik atau sudut pandang menarik. Ciri-ciri influencer yang menarik bagi Gen Z, yakni:
1. Keaslian dan Transparansi: Gen Z dapat dengan mudah mendeteksi kepura-puraan. Mereka menghargai influencer yang secara terbuka menunjukkan kelebihan dan kekurangannya serta berbagi kehidupan sehari-hari dengan apa adanya.
2. Konten Interaktif dan Menarik: Gen Z sangat menyukai interaksi langsung dengan influencer. Fitur live streaming, polling, dan ask-me-anything (AMA), sangat memungkinkan bagi Gen Z untuk merasa lebih dengan dengan influencer yang mereka ikuti. Influencer yang mengajak mereka berdialog dan mendengarkan pendapat akan lebih mudah membangun keterikatan.
3. Penampilan Alami dan Tidak Terlalu Terikat dengan Brand: Gen Z biasanya lebih menyukai influencer yang hanya bekerja sama dengan brand yang benar-benar mereka sukai. Influencer yang terlalu sering mempromosikan berbagai brand dengan berbagai macam produk cenderung dianggap kurang autentik oleh Gen Z.
Millennial: Mencari Kredibilitas dan Keahlian dari Influencer
Milenial cenderung memiliki preferensi yang berbeda. Mereka lebih menghargai kredibilitas, keahlian, dan otoritas influencer di bidang tertentu, terutama ketika memilih produk yang berhubungan dengan Kesehatan, kecantikan, atau finansial. Milenial lebih kritis dan sering sekali melakukan riset lebih mendalam, sehingga mereka mencari influencer yang dapat memberikan nilai informasi. Ciri-ciri influencer yang menarik bagi Milenial, yaitu:
1. Keahlian di Bidang Tertentu: Milenial lebih mempercayai influencer yang memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang spesifik, misalnya ahli gizi untuk produk makanan sehat atau pakar kecantikan untuk produk perawatan kulit. Mereka ingin tahu bahwa influencer memiliki latar belakang yang relevan dan informasi yang benar.
2. Reputasi dan Track Record: Milenial cenderung mencari rekam jejak yang konsisten dari influencer dalam mempromosikan brand tertentu. Misalnya, mereka akan lebih percaya jika seorang influencer tetap loyal pada satu brand atau setia kepada produk dengan kualitas yang telah terbukti, dibandingkan dengan influencer yang berpindah-pindah brand.
3. Penjelasan yang Mendalam dan Berbasis Data: Karena Millennial lebih kritis, mereka cenderung menghargai penjelasan produk yang lebih detail. Mereka lebih menyukai konten informatif dan objektif, seperti ulasan yang detail atau bahkan perbandingan produk dengan kompetitor sejenis.
Strategi Pemasaran untuk Kedua Generasi Besar
Kesimpulan
Menggunakan influencer untuk Gen Z dan Milenial membutuhkan pendekatan yang disesuaikan. Gen Z lebih menghargai autentitas dan kedekatan, sementara Milenial lebih cenderung memilih influencer yang kredibel dan ahli di bidangnya. Dengan memahami perbedaan ini, brand dapat memilih influencer yang tepat dan membangun strategi konten yang sesuai serta memastikan bahwa produk mereka mendapatkan perhatian positif dari kedua kelompok ini.
You might interest with this too
