

Phygital Experience: Mengungkap Rahasia Belanja Gen Z
26 November 2024
Generasi Z atau Gen Z dikenal sebagai generasi digital native pertama, tumbuh dalam dunia yang sepenuhnya terkoneksi dengan teknologi. Bahkan banyak di antara mereka tidak mengetahui dan mengingat pasti kehidupan sebelum adanya smartphone. Gen Z tumbuh di era konten streaming yang dapat diakses di mana pun dan kapan pun. Karena itu, Gen Z memiliki perbedaan karakteristik dengan generasi sebelumnya, di mana Milenial atau Gen Y berkembang pada era kebangkitan internet tapi tetap tumbuh dengan TV tabung dan telepon rumah.
Kehidupan Gen Z hamper tidak terlepas dari internet dan perangkat canggih. Keberadaan internet sudah menjadi syarat utama bagi Gen Z untuk dapat terhubung dan berkomunikasi serta memenuhi kebutuhannya. Semua hal itulah yang kemudian membuat mereka memiliki pendekatan unik terhadap pengalaman hidup, termasuk kebiasaan belanja yang mengintegrasikan dunia digital dan fisik—atau yang kini dikenal dengan istilah phygital lifestyle.
Pembelian Online: Praktis dan Pengaruh dari Media Sosial
Gen Z memiliki pendekatan unik dalam berbelanja yang menggabungkan kenyamanan digital dan pengalaman langsung. Sebagai generasi yang tumbuh bersama internet, mereka menganggap e-commerce sebagai pilihan utama untuk mendapatkan kemudahan akses, pencarian variasi produk, dan proses belanja yang cepat.
Survei yang dilakukan Clove Research menunjukkan bahwa 74% Gen Z lebih memilih belanja online untuk produk yang tidak memerlukan pengalaman fisik, seperti pakaian sehari-hari dan aksesoris. Namun, daya tarik belanja online bagi Gen Z tidak hanya berhenti di kepraktisan saja. Media Sosial memainkan peranan penting dalam perilaku pembelian mereka—platform seperti TikTok dan Instagram menjadi sumber utama inspirasi dan informasi produk.
Pembelian Offline: Pengalaman Langsung dan Pendukung Keputusan
Di sisi lain, toko fisik masih memiliki daya tarik khusus, terutama untuk produk yang memerlukan pengecekan langsung, seperti pakaian, sepatu, barang elektronik, atau skincare. Survei yang Clove Research lakukan menunjukkan bahwa lebih dari 62% Gen Z mengaku pentingnya mencoba barang terlebih dahulu sebelum membeli, terutama untuk barang dengan harga lebih tinggi atau produk yang berkaitan dengan gaya pribadi.
Mereka juga menganggap belanja di toko fisik sebagai pengalaman sosial, di mana mereka menggabungkannya dengan aktivitas rekreasi, seperti makan atau hangout bersama teman. Toko fisik yang mengintegrasikan teknologi digital, seperti store yang interaktif atau cashless, ternyata berhasil menarik Gen Z karena pengalaman yang lebih nyaman dan modern. Sesuatu yang memang benar-benar menjadi “Gen Z Style”.
Kombinasi dari Belanja Online dan Offline
Semakin banyak perilaku belanja Gen Z yang mencerminkan tren “ROPO” (Research Online, Purchase Offline), di mana mereka mencari informasi secara online terlebih dulu untuk melihat ulasan dan rekomendasi sebelum membeli di toko fisik. Sebaliknya, mereka juga cenderung melakukan “showrooming”—istilah dari melihat produk di toko fisik lalu membeli online jika menemukan harga yang lebih baik. Strategi ini memungkinkan mereka memaksimalkan keuntungan dengan membandingkan harga di berbagai platform.
Clove Research menemukan bahwa 56% Gen Z sering membandingkan harga di e-commerce dengan harga di toko fisik sebelum melakukan pembelian. Kombinasi belanja online dan offline ini menunjukkan pola yang kompleks namun strategis dimana Gen Z berusaha mencari nilai terbaik dengan tetap mengutamakan kualitas pengalaman.
Mungkin anda akan menyukai ini

